"Bento" yang enak, berkat adanya upaya!
Yui, seorang mahasiswa yang sedang magang di Pusat Penelitian, akan bercerita tentang "bento".
Yui-san
"Bento" penuh kasih buatan ibuku
Di hari-hari aku pergi kuliah, ibuku membuatkan "bento (bekal makan)" untukku setiap hari. Setiap pagi Ibu bangun pukul 6 pagi dan mulai membuat "bento". Di dalam kotak "bento" ada nasi, salad, lauk dan banyak lagi makanan lainnya. Bila ada makanan yang berkuah selalu dibungkus dengan plastik wrapping dan diikat dengan tali kawat. Dengan begitu, kuahnya tidak tumpah. Terakhir, aku menutup kotak "bento", dan kumasukkan ke dalam tas "bento" bergambar kelinci kesukaanku.
Rasanya senang sekali kalau di dalam "bento" ada lauk maupun pencuci mulut kesukaanku. Makan "bento" yang terasa penuh dengan kebaikan hati ibu, aku belajar dengan penuh semangat.
"Bento" yang kadang-kadang aku buat, jenis lauknya sedikit...
Kalau di rumahku, "bento" hanya dibuatkan sampai umur 18 saja. Aku kaget ,waktu mendengar kalau kamu sampai kuliah pun masih dibuatkan "bento". Ibumu perhatian sekali ya...
"Onigiri" untuk di dalam bis
Dari rumahku ke kampus, memerlukan waktu 2 jam dengan kereta dan bis. Ketika aku harus pergi kuliah pada pukul 1 siang, aku harus makan siang ditengah perjalanan. Pada saat seperti itu, aku membeli dua buah "onigiri (nasi kepal)" dan memakannya di dalam bis.
Rasanya malu bila makan "bento" di dalam bis, tetapi kalau "onigiri" lebih mudah dimakan. Selain itu, sekarang ini "onigiri" yang dijual di mini market banyak sekali jenisnya dan enak! Saat ingin berhemat, terkadang aku membuat "onigiri".
Aku pernah terkaget-kaget sewaktu melihat ada orang yang makan mie "udon (mie Jepang yang terbuat dari tepung, berwarna putih dan per mie-nya besar)" di dalam bis.
"Bento" ayahku
Setiap hari, ibuku membuat "bento" untuk seluruh anggota keluarga, tetapi "bento" untuk ayahku sedikit berbeda. Karena tas ayahku tidak lebar, kotak "bento" ukuran biasa tidak bisa masuk, sehingga ia memakai kotak "bento" yang tidak lebar. Tetapi karena porsi makan ayahku besar, jadi ibu mengisi kotak "bento" yang tidak lebar itu dengan nasi dan lauk yang banyak. Ia harus menutup kotak "bento" yang isinya nasi dan lauk yang menggunung itu dengan sekuat tenaganya. Karena itu, meskipun kotak "bento" itu dimasukkan dengan posisi miring sekalipun, isinya tidak bergerak sama sekali!
Acara menginap bersama klub - Makan malam bawaan
Aku ikut Klub Seni. Sekali setahun, diadakan acara menginap 2 hari semalam untuk mengakrabkan anggota klub. Bila membeli makanan untuk sejumlah peserta, pasti membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu, semua peserta membawa makanan. Ada yang membawa lauk buatannya sendiri, ada juga yang membeli lauk, makanan pencuci mulut dan minuman. Menyenangkan sekali karena ada bermacam-macam makanan♪
Semua memikirkan kira-kira apa yang dibawa oleh orang lain, dan berusaha membawa sesuatu yang berbeda. Karena itu, setiap tahun, meskipun tidak pernah dirundingkan, hampir tidak ada orang yang membawa makanan yang sama!
Wow!
Wow! Asyik sekali kelihatannya ya!!
Ada makanan pencuci mulut itu, penting kan ya.
Ketika aku perlu membawa "bento", ibuku yang sering kali menyiapkannya. Kadang-kadang aku buat sendiri, atau membeli "onigiri (nasi kepal)" di mini market. Pada tiap-tiap "bento" ada ciri khasnya masing-masing. Aku selalu menikmati saat-saat memakan "bento".